Kamis, 30 Agustus 2018

Secuil Cerita tentang Sidang TA

Sejak 18 Agustus kemaren mungkin sport people (heleehh) banyak mengalami momen sport jantung. Yaaa apa lagi pas bagian Jo sama Anthony sih kalo aku hehehe. Sehari sebelum aku sama temen-temen mau nonton ke istora rasanya udah degdegan, apa lagi pas udah di sana. Begitu juga pas tau Jo final, sejak sehari sebelumnya aku sih udah sport jantung hahahaha. Nah seperti itulah rasanya sport jantung pas mau sidang. Lebih parah bahkan. 

---------------------

Mari kita throw back dari awal. Pulang PKL tanggal 7 Mei. Aku seminar hasil PKL tanggal 31 Juni. Cukup lama emang, tapi beneran dah waktu sebulan itu ga kerasa. Apalagi data aku butuh effort khusus buat pengolahannya. Ribet beuuud. Sempet down juga pas aku belum seminar, udah ada temen yang lulus sidang. Dalam hati, "buset gue seminar aja belom". Meski sejak PKL tiga bulan itu kami udah nyusun-nyusun TA sedikit-sedikit, tapi kan yang utamanya itu bab 5 yang mana isinya data dan pembahasan. Sejak pulang PKL udah yakin pengolahan datanya bener, ternyata masih aja ada yang salah-salah. Begitu juga pembahasan ada aja yg harus ditambah atau dikurangi. Interval 7 Mei - 31 Juni ini ini menurut aku yang paling bikin stress. Soalnya bener-bener aku cuma berkutat sama perstatistikan buat pengolahan data, belum belajar sampe hal-hal yang komprehensif untuk sidang. Haduuuu. Makanya pas hari seminar, sebelum jam 8 pagi (waktu aku seminar) itu bener-bener tegang. Untungnya setelah mulai menyampaikan hasil, semuanya mengalir lancar. 

---------------------------

Seminar tanggal 31 Juni, aku sidang tanggal 27 Juli. Jauh banget lagi kaan rentang waktunya? Hehehehe emang! Ya mau gimana, sidang gak maen-maen coy! Dikira sidang kaya anak SD UN dapat dipastikan lulus? Beda bangetttt! Ga tau di prodi lain, tapi di SJMP itu beda. Sebenernya bilang sidang aja udah salah. Terlarang hukumnya bilang proses ini sebagai sidang. Namanya "ujian" katanya. Soalnya kalo dibilang sidang, di SJMP ga ada pengacara atau hakim. Terus kalo dibilang ujian kan enak katanya kalo ngulang namanya ujian ulang, masih pas. Hmmm bolelaaaa~ di SJMP ujian TA itu bisa berulang-ulang. Selagi tim penguji menilai kita belum masuk kriteria untuk lulus, ya kita akan terus-terusan sidang. Sampai bisa kita bayar biaya kuliah setengahnya lagi kalo kita belum lulus sampai batas yang ditentukan. Serem banget emang. Maka dari itu, kami ga nganggap ini maen-maen dan formalitas. Ini beneran hidup mati, klimaks dari masa perkuliahan di SJMP. Sempet denger dari temen di prodi lain, katanya dosen pengujinya dikasih tau sebelum mereka sidang. Yaa minimal sehari sebelumnya bahkan bisa jauh-jauh hari setelah mereka daftar sidang. Kalo di SJMP bedaaa. Bener-bener dibuat sport jantung. Dosen pengujinya hanya Allah yang tau. Kita bakal tau siapa yg bakal nguji kita, ya semenit sebelum sidang dimulai. Shock! 

---------------

Aku didaftarin sidang tanggal 27 Juli jam 7 pagi. Serius. Jam 7 pagi! Saat orang baru melek, aku udah dicecar pertanyaan. Sereeem. Tapi ini emang kemauan aku. Aku ditanya mau sidang kapan, jamnya kapan oleh dosen pembimbing setelah beliau ngasih opsi tanggal sidang yang beliau jadwalnya ga penuh. Oke aku pilih jam 7 bukan tanpa alasan. Sengaja biar dosen pengujinya masih fresh, akunya juga. Yakin deh makin sore mood pasti makin jelek, capek kan.

--------------

Setelah seminar selesai, pengolahan datanya udah kelar. Tinggal bener2in TA dikit-dikit doang, sisanya belajar full time buat sidang. Bener-bener belajar dari matkul semester 1-semester akhir. Jangan ada yang kelewat. Bahkan aku masih pelajari DNA-RNA yang di SMA buat dikomprehensifkan sama materi gula. Di sini semua anak SJMP fikirannya kemana-mana. "Aduuh yang ini bakal ditanyain ga ya? Aduh yang ini belom dipelajari" ya semacam itu. Anak-anak SJMP bakal overthinking masalah apa yang harus dipelajari buat sidang. Soalnya pertanyaan dari tim penguji itu gak terduga. Materi TA teh kaya aku, kemaren aku ditanya tentang alkohol. Ada juga katanya materi teh, ditanya nata de coco. Pokoknya kita itu harus semuanya bisa. Semuanya dipelajari. Semuanya dapat dihubungkan dengan materi lain. Komprehensif. Makanya ga heran semua anak SJMP makin kurus, matanya makin item, rambutnya makin rontok pas mau sidang. Overthinking hahahaha. Di SJMP 52 sih ada kelompok belajar gitu, bukan dibikin khusus sih, ga dibagi jelas juga ada berapa kelompok, anggotanya siapa aja. Lebih ke siapa yang mau belajar bareng, ya udah ayo. Lebih ke temen maen sih. Menurutku sistem belajar gini bagus juga buat fit in sistem sidang SJMP yang semua hal ditanyain. Jadinya belajar kelompok itu bener2 belajar dari awal kuliah. Jadi gak stress lah kan banyak temennya buat selingan becandaan. Malah ya aku banyak mendalami materi lain dibanding topik TA aku. 

-----------------

Tiga hari sebelum sidang, nafsu makan mulai berkurang hahaha. Sehari sebelum sidang jantung rasanya udah gak karuan iramanya. Bangun tidur di hari H sidang, aku sakit perut mual-mual tapi ga bisa muntah. Serem dah. Ternyata temen aku, Pina, gitu juga. Sindrom pra-sidang sepertinya hahaha. Radanya belum pernah sedagdigdug itu sepanjang hidup. Bahkan kemaren tegang sebelum Jo main atau pas Jo ketinggalan di set 2, rasa tegang dan dagdigdugnya ga kaya pas mau sidang. 

----------------

Sidang jam 7, jam setengah 7 aku udah berangkat ke kampus buat siap-siap infocus dll. Tapi ternyata udah disiapin Bagas. Makasih Bagas. Terus nunggu tim penguji datang. Ternyata pas ada yang ngetuk pintu ruang, nampaklah Bu Made. What a relief udah tau siapa yang mau nguji. Dua hari sebelum sidang aku malah mimpiin Bu Ai, aku kira Bu Ai yang bakal nguji hahahahaha. Setiap doa juga aku selalu minta, siapapun yang bakal nguji aku, se-paling ditakutinnya- dosen penguji itu sama anak-anak, siapapun itu pokoknya yang penting aku siap, aku bisa jawab pertanyaannya dengan benar. Alhamdulillah doanya dikabulkan. 
Awal-awal sidang aku presentasi TA dulu 10 menit. Lalu dilanjutin pertanyaan pembuka dari dospem, "gimana Deasy, sudah siap?" Aku tarik nafas panjang banget, baca bismillah dalam hati, "SIAP Bu!". Pertanyaan selanjutnya ditanya tentang produk yang aku ambil. Lalu merambat ke pertanyaan lain. Untungnya pertanyaannya gak jauh-jauh dari topik sih, ga banyak keluar topik kaya yang diceritain temen-temen yang sidang sebelum aku. Soalnya dari cerita itu aku ambil cara. Aku susun strategi gimana caranya biar dosen ngikutin cara main aku, bukan aku yang diatur harus main kaya gimana sama dosen. Caranya adalaaahhh.... dengan aku nyerocos ngejelasin panjang lebar. Selebar-lebarnya sejauh aku tau dan sejauh aku yakin dan bisa, aku nyerocos aja. Aku arahkan pertanyaan penguji ke arah materi yang aku mau dan aku bisa jawab. Bingung ga? Misal nih... pertanyaan awal masih dasar-dasar tentang produk teh sama bahan baku teh. Aku jawab nyerocos. Tapi ternyata tim penguji belum kebawa gaya main aku. Selanjutnya aku disuruh jelasin, sejelas-jelasnya tentang karbohidrat selama 3 menit. Aku nyerocos terus sampe dihentikan dosen. Selama nyerocos itu kita harus pastikan apa yang kita jawab itu bener dan kita udah kuasai. Soalnya konsekuensi dari cara nyerocos ini mengarahkan dosen buat nanya apa yang kita pernah nyerocosin sebelumnya. Nah setelah aku nyerocos tentang karbohidrat, aku ditanya tentang oligosakarida lebih dalam yang mana emang sempet aku bahas sebelumnya. Lalu dari jawaban oligosakarida itu aku mulai pancing-pancing dosen tentang FOS dan GOS, dan lanjut aku pancing buat prebiotik, probiotik, dan sinbiotik. Alhamdulillah berhasil. Selanjutnya gitu terus sampe selesai. Tapi ga selamanya aku bisa mengatur arah pertanyaan kok, sempet aku keblinger sama cerocosan sendiri pas ditanya soal BTP yang digunakan. Sialnya aku bener-bener menghindari buat ditanya BTP, eh aku keceplosan bilang BTP. Untungnya kecover hahahaha. Selain strategi tadi, strategi lain yang aku pake adalah strategi ngotot (selagi yakin bener ya). Soalnya tim penguji itu emang kadang-kadang suka bikin kita ga yakin sama apa yang kita jawab, padahal udah bener, tapi bikin kita terkecoh. Makanya kita harus yakin dan ngotot sama apa yang kita jawab sebelumnya. Jangan ganti-ganti jawaban ngikutin dosen mancing ke mana. Kalo jawaban kita ragu, yakin deh dosen bakal seneng. Kita bakal jadi target empuk. Berhati-hatilah!

-----------------

Alhamdulillah, aku lulus sidang tanpa harus ngulang dan pertanggal 11 Agustus, aku dinyatakan udah jadi alumnud SJMP hahaha. Tinggal gimana kedepannya aku mau idup. Semoga terus sukses di bawah lundungan Allah. Aamiin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar