•Merupakan
kelompok cacing dengan tubuh bersegmen.
•Tiap
ruas dibatasi oleh sekat ( septum ).
•Pencernaan
sempurna.
•Merupakan
hewan triploblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati ( hewan selomata ).
•Memiliki
panjang tubuh sekitar 1 mm hingga 3 m.
•Bentuk
tubuh : simetris bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.
•Cara
hidup : bebas , sebagian sebagai parasit à
menempel pada vertebrata termasuk manusia.
•Habitat
: di dasar laut , perairan tawar , ditanah / ditempat lembab.
•Reproduksi
: - seksual : dengan pembentukan gamet.
-
fregmentasi berfregmentasi.
.
Pengertian dan Sistem Fisiologis Phylum Annelida
Annelida
yang sering disebut Annulata adalah
cacing gelang dengan tubuh yang terdiri atas segmen-segmen dengan berbagai
sistem organ tubuh yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Annelida
memiliki segmen di bagian luar dan dalam tubuhnya.Antara satu segmen dengan
segmen lainya terdapat sekat yang disebut septa.Pembuluh darah, sistem
ekskresi, dan sistem saraf di antara satu segmen dengan segmen lainnya saling
berhubungan menembus septa. Rongga tubuh Annelida berisi cairan yang berperan
dalam pergerakkan annelida dan sekaligus melibatkan kontraksi oto . Ototnya
terdiri dari otot melingkar (sirkuler) dan otot memanjang (longitudinal).
Sistem
pencernaan annelida sudah lengkap, terdiri dari mulut, faring, esofagus
(kerongkongan), usus, dan anus.Cacing ini sudah memiliki pembuluh darah
sehingga memiliki sistem peredaran darah tertutup.Darahnya mengandung
hemoglobin, sehingga berwarna merah. Pembuluh darah yang melingkari esofagus
berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Sistem saraf annelida adalah sistem
saraf tangga tali.Ganglia otak terletak di depan faring pada anterior. Ekskresi
dilakukan oleh organ ekskresi yang terdiri dari nefridia, nefrostom, dan
nefrotor.Nefridia ( tunggal – nefridium ) merupaka organ ekskresi yang terdiri
dari saluran.Nefrostom merupakan corong bersilia dalam tubuh.Nefrotor merupakan
pori permukaan tubuh tempat kotoran keluar.Terdapat sepasang organ ekskresi
tiap segmen tubuhnya.
Annelida
umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet. Namun ada juga
yang bereproduksi secara fregmentasi, yang kemudian beregenerasi.Organ seksual
annelida ada yang menjadi satu dengan individu (hermafrodit) dan ada yang
terpisah pada individu lain (gonokoris).
B.
Ciri-ciri tubuh dan habitat phylum Annelida
Cacing
yang termasuk phylum Annelida berbeda dengan cacing lainnya, karena dilihat
dari Ciri-ciri tubuh phylum Annelida adalah sebagai berikut:
1. Tubuhnya terbagi ke dalam satu
deretan memanjang ruas-ruas serupa yang juga disebut metamer (metemere) atau
somit (solimetes), yang kelihatan daru luar karena adanya sekat yang dinamakan
septa atau sekat.
2. Rongga tubuh antara saluran
pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga tubuh yang sebenarnya. Dilapisi
oleh epidermis yang biasanya disebut peritoneum.
3. Pada bagian anterior terdapat ruas
prae oral, yang disebut prostomium.
4. Sistem saraf terdiri atas sepasang syaraf sehingga
disebut system saraf tangga tali.
5. Tubuh dilapisi oleh lapisan
kutikula, tetapi bahannya bukan dari chitine. Permukaan tubuh ada yang
dilengkapi dengan bulu-bulu kitin atau bulu kaku.
6. Pada rongga tubuh terdapat sekat
chitine yang disebut septum.
7. Sebagian besar annelida hidup dengan
bebas dan ada sebagian yang parasit dengan menempel pada vertebrata, termasuk
manusia. Habitat annelida umumnya berada di dasar laut dan perairan tawar, dan
juga ada yang segaian hidup di tanah atau tempat-tempat lembap. Annelida hidup
diberbagai tempat dengan membuat liang sendiri.
C.
Klasifikasi Phylum Annellida beserta Contoh Spesiesnya
Annelida dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Kelas
Chaetopoda, Kelas Archiannelida dan Kelas Hirudinea.
1.
Kelas Chaetopoda (cacing berambut banyak)
Kelas
Chaetopoda, merupakan cacing annelid yang hidup dilaut, air tawar dan di darat,
dengan ruas-ruas tubuh yang kelihatan nyata, mempunyai skat-sekta antara, bulu
kaku dan sebuah rongga tubuh.
a. Ordo Polycheta
Polychaeta
(dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida
berambut banyak.Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus.
Polychaeta memiliki sepasang struktur
seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada setiap segmen
tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan mengandung pembuluh
darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti insang untuk bernapas. Setiap
parapodium memiliki rambut kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin.
Contoh spesies Polychaeta yang sesil
adalah cacing kipas (Sabellastarte indica) yang berwarna cerah. Kebanyakan Polychaeta hidup di laut serta memiliki parapodia
dan setae. Sedangkan yang bergerak bebas contoh spesiesnya adalah Nereis
virens (cacing pasir), Marphysa sanguinea, Eunice viridis(cacing palolo), dan
Lysidice oele(cacing wawo).
KLasifikasi
Kigdom : Animalia
Phylum : Chaetopoda
Ordo : Polycheta
Familia : Nereidae
Genus : Nereis
Spesies : Nereis vireis
(Romimohtarto, 2007:163)
Cacing ini terkenal
sebagai cacing pendiam. Sistem digesti dimulai dari faring ke esophagus, dan
terus ke usus (ventrikulo-intestinum). Ke dalam esophagus itu bermuara dua
kantong kelenjar usus berkonstriksi secara teratur.
Sistem respirasi dan
sirkulasi berlangsung melalui kulit, terutama di parapodia. Darahnya mengandung
pigmen merah (hemoglobin), mengalir dalam pembuluh-pembuluh kontraktil yang
disebut pembuluh-pembuluh longitudinal dorsal. Darah dalam pembuluh-pembuluh
ini mengalir ke anterior, sedangkan darah dalam pembuluh-pembuluh longitudinal
ventral mengalir ke posterior.
Sistem ekskresi dalam
tiap segmen, kecuali yang terakhirvdan yang pertama, terdapat sepasang
nefridium untuk membersihkan segmen disebelah anterior dari segmen tempat
nefridium terdapat.
Sistem
saraf terdapat ganglion serebral atau ganglion suprasofageas, dapat juga
disebut otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion suprasofegeal itu
dihubugnkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal.
Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang saraf ventral. Dalam tiap
metamer (segmen), batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen
ganglion. Batang saraf ventral
bercabang-cabang lateral.
Sistem reproduksi,
dimana Nereis ini bersifat diesius. Testis atau ovarium terbentuk pada dinding
selom, dan tersusun segmental (beberapa atau banyak segmen). Gamet tua keluar
dengan paksa melalui dinding tubuh. Luka pada dinding akibat keluarnya gamet
itu segera tertutup kembali. Fertilisasi terjadi di dalam air dan zigot tumbuh
menjadi trokofor.
b. Ordo Oligochaeta
Oligochaeta
(dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae = rambut kaku) yang merupakan annelida
berambut sedikit. Oligochaeta tidak memiliki parapodia, namun memiliki seta
pada tubuhnya yang bersegmen.
Contoh spesies
dair Oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah.Jenis cacing
tanah antara lain adalah cacing tanah Amerika (Lumbricus terrestris), cacing
tanah Asia (Pheretima), cacing merah (Tubifex), dan cacing tanah raksasa
Australia (Digaster longmani). Cacing tanah, yang
cenderung memiliki sedikit setae yang bergerombol secara langsung dari
tubuhnya. Cacing tanah memiliki kepala atau parapodia yang kurang berkembang.
Pergerakannya dengan gerak terkoordinasi dari otot-otot tubuh dibantu dengan
setae. Cacing tanah tinggal dalam tanah lembab, karena badan yang lemnan
digunakan untuk pertukaran udara. Cacing
tanah mempunyai bentuk tubuh memanjang, gilig, dengan segementasi Nampak jelas
dari luar sebagai lipatan-lipatan kutikula.
Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah
dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam
menggemburkan tanah.Manfaat lain dari cacing ini adalah digunakan untuk bahan
kosmetik, obat, dan campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Chaetopoda
Ordo : Oligochaeta
Familia : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus
terrestris
(Jasin,
1984: 123)
Sistem
pencernaan berupa sebuah tabung lurus mulai dari mulut lalu faring yang kuat
dan membengkak (segmen 2-6), esophagus (segemen 6-14), ingluvies (tembolok)
yang berdinding tipis (segmen 14-17), lambung tebal (segmen 17-18), kemudian
usus halus (segmen 19 sampai segemen terakhir) dan anus.
Sistem
respirasi dan sirkulasi, dimana cacing tanah bernapas malaui kutikula yang
menutupi seluruh tubuhnya. Pernapasan berlangsung hanya jika kutikula itu
basah. Pembuluh-pwmbuluh kapiler dalam tubuh mengambil oksigen dan melepaskan
CO2 . Sistem pembuluh darah terdiri dari 2 pembuluh longitudinal utama dan 3
pembuluh longitudinal lainnya yang lebih kecil. Darah mengalir ke depan dlaam
pembuluh darah dorsal melalui pasang jantung yang berotot, masing-masing dalam
segmen ke7-11, terus ke pembuluh darah ventral setelah itu darah mengalir ke
dinding tubuh, lalu kembali lagi ke pembuluh dorsal melalui 3 pembuluh
longotidinal yang kecil-kecil itu. Darah cacing tanah berwarna merah. Darah
terdiri dari cairan plasma yang mengandung amoebosit, yaitu butiran-butiran
yang tidak berwarna.
Sistem
pembuangan (ekskresi) berupa tabung nephridia bergelung di setiap segmen dengan
dua lubang; satu corong bersilia yang mengumpulkan cairan coelom, dan satu
lainnya adalah lubang keluar tubuh. Antar dua lubang itu, tabung nephridia
membuang zat sampah dari saluran peredaran darah.
Sistem
saraf berupa sebuah rantai ganglion ventral, tipa segmen dengan rantai, mulai
dari segmen ke-4. Di samping itu ada ganglion suprafangeal anterior yang juga
disebut “otak” yang terletak dalam segmen ke-3. Korda saraf disekitar faring
menghubungkan otak dengan ganglion venreal pertama.
Sistem
reproduksi cacing tanah bersifat hermaprodit, tetapi tidak terjadi fertilisasi
oleh dirinya sendirir (self-fertilizing). Di sini ada 2 pasang testis,
masing-masing terletak dalam segemn yang dibungkus oleh vesikula seminalis yang
berjumlah 3 pasang. Kopulasi berlangsung di malam hari. Selama kopulasi
reseptakulum (kira-kira 3 jam), spermatozoa dari ekor cacing dipindahkan ke
dalam reseptakulum seminalis cacing
lain. Bias any terjadi fertilisasi silang. Setelah kopulasi, dua ekor cacing
berpisah. Kokom kemudian terbentuk pada masing-masing cacing kira-kira pada
klitelium. Setelh kokon menerima telur dari spermatozoa, kemudian cacing
menarik kembali kokon belakang dan lubang kokon tertutup. Kokon itu kemudian
membungkus zigot-zigot yang terbentuk, dan masing-masing zigot tumbuh menjadi
cacing kecil dalam kokon. Kokon yang berisi cacing-cacing kecil itu diletakkan
dakan tanah yang lembab.
2.
Kelas Archiannelida
Kelas
Archiannelida merupakan Annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae, tidak
mempunyai parapoda. Ruas-ruas tubuhnya tak dapat dibedakan dari luar.
Prostomiumnya mempunyai sepasang tentakel.
Lubang mulutnya terletak dibagian
bawah dari ruas pertama dan lubang anusnya di ruas terakhir. Sepasang celah
berbulu getar masing-masing di sisi prostomium. Rongga tubuh terbagi-bagi menjadi
ruang-ruang oleh sekat-sekat. Alat-alat dalam diulang-ulang keberadaannya
sehingga hamper setiap tuas memiliki rongga tubuh, otot longitudinal, sepasang
nefridia, sepasang gonad, satu bagian dari saluran pencernaan dan bagian dari
benang saraf ventral.
Anggota-anggota
kelas ini hidup di laut, struktur tubuh masih sederhana. Bersifat diesius atau
hermafrodit. Contoh spesiesnya adalah Polygordius sp. Dimana hewan ini
hidup disepanjang pantai, bentuknya menyerupai larva poliketa yang primitive
atau sebagai poliketa yang telah mengalami degenerasi. Bentuknya seperti benang
dngan panajng 100 mm, dan penampang dengan
radius kira-kira 1 mm, dari luar somit (segmen) tidak nampak jelas.
Prostomium dengan 2 buah tentakel perasa. Alat-alat tubuh dalam seperti pada
polikata umumnya, tetapi lebih sederhana. Selom dibagi ke dalam
kompartemen-kompartemen, tiap kompartemen dilengkapi dengan sepansang nefridia.
Sistem saraf terletak dalam epidermis. Perkembangan-biakan Polygordius mencakup Larva berbentuk trokofor, somit-somit
terbentuk di bagian posterior selama proses metemorfosis. Dewasanya tubuh
melalui perpanjangan ujung anus. Perpanjangn menjadi beruas-ruas dan dengan
pertumbuhan yang berkelanjutan akhirnya menjadi hewan dewasa.
3.
Kelas Hirudinea
Hirudinea
merupakan kelas annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki
arapodium maupun seta pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi dari 1
– 30 cm.Tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior yang meruncing. Pada
anterior dan posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan
bergerak. Sebagian besar Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan
tubuh inangnya.Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia.Hirudinea
parasit hidup denga mengisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup
dengan memangsa invertebrata kecil seperti siput.
Contoh spesies Hirudinea parasit adalah Hirudo medicinalis (lintah). Linta
mencapai panjang 5-8 cm, pipih dorsoventral, dengan 26 metamer, tetpai dari
luar nampak tiap metamer itu mempunyai 2-5 anulasi (cincin yang melingkari
tubuh). Pada linta tidak ada setae dan parapodia. Pada sebelah anterior
terdapat sebuah penghisap oral, dan pada sebelah posterior ada lagi sebuah
kedua penghisap itu untuk menempel pada inang waktu mneghisap darah. Mulut
mempunyai 3 buah ranah dari kitin yang tersusun dalam segitiga. Tiap rahang
tertutup dengan sersi (gigi-gigi kecil seperti pada gergaji). Segemen 9-11
berfungsi sebagai klitelium. Pada Saat merobek atau membuat lubang, lintah
mengeluarkan zat anestetik (penghilang sakit), sehingga korbannya tidak akan
menyadari adanya gigitan. Setelah ada lubang, lintah akan mengeluarkan zat anti
pembekuan darah yaitu hirudin. Dengan zat tersebut lintah dapat mengisap darah
sebanyak mungkin.
Klasifiksi:
Kingdom :
Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Hirudinea
Ordo :
Holoturoidea
Familia : Hirudoaceae
Genus : Hirudo
Species : Hirudo
medicinalis
(Jasin,
1984: 131)
Sistem
pencernaan linta dimulai dari mulut
terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan dikelilingi dengan kelenjar
ludah. Kelenjar ini menghasilkan secret yang mengandung bahan anti-koagulasi
(mencegah mengentalnya darah). Dari faring terus ke tembolok yang dilengkapi
dengan 11 pasang kantung lateral memanjang sampai segmen ke-18. Kantung-kantung
yang memanjang itu kemudian bersatu lagi menjadi lambung yang di sebelah
dalamnya terdapat lipatan-lipatan spiral internal yang berguna untuk mencerna
darah yang mengalir dari tembolok secara berangsur-angsur. Dari lambung saluran
digesti melanjut ke usus, rectum, dan berakhir sebagai anus disebelah
posterior.
Sistem
respirasi dan sirkulasi berlangsung melalui permukaan kulit. Darah yang
mengandung hemoglobin mengalir dalam pembuluh-pembuluh longitudinal yang
berotot di sebelah lateral tubuh. Di sebelah dorsal dari ventral tuubh juga ada
sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak langsung menghubungkan
pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu dengan ronga-rongga dalam selom.
Sistem
ekskresi dimana setiap segmen dari segemen ke 7-23 berisi nefridia yang
berpasangan. Masing-masing nefridia mempunyai ekspnasi berupa vesikula yang
berbentuk gelembung dan merupakan muara saluran ekskresi.
Sistem
saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada linta
ganglion-ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkan ganglion serebral lebih
kecil. Linta bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada 5 segmen pertama.
Pada segmen-segmen selanjutnya terdapat organ-organ sensoris.
Sistem
reproduksi dan perkembangbiakan lintah itu hermaprodit dengan beberapa pasang
tetstis dan satu pasang ovarium. Untuk reproduksi diperlukan fertilisasi
silang. Massa sel sperma (spermatofor) yang telah mengental (aglutinasi)
dimasukan ke dalam vagina lintah partenernya melalui penis. Fertilisasi
berlangsung secara internal dan pekembangan tejraid dalam kokon serti cacing
tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot dan tumbuh menjadi linta-linta
kecil dalam kokon.
D.
Peranan dari phylum Annelida
Peranan Annelida dalam kehidupan :
a. Cacing tanah dapat
menyuburkan tanah, karena membantumenghancurkan tanah dan membantu aerasi
tanah.
b. Cacing
palolo dan cacing wawo dimanfaatkan msayarakat di daerah tertentu dijadikan
sebagai makanan
c. Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat
antikoagulan atau zat anti pembekuan darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar